Sama seperti hari lainnya, kelas XI Ilmu Alam-1 akan selalu ribut jika tak ada guru yang masuk. Ada yang bermain kasti dengan gelas air mineral, ada yang asyik membaca, ada yang asyik curhat, bahkan ada yang asyik curi-curi pandang.
Tiba-tiba Pak Radit masuk. Semua langsung berhamburan mencari tempat duduk. “Bapak ada sebuah permainan yang sangat menarik,” ujarnya. Pak Radit memang terkenal gaul dan dekat dengan para siswa/i. Tiap jam pelajarannya selalu ada games yang selalu berganti.
“Nama Permainannya adalah ‘Botol Bajak Laut’,” semua murid terlihat bingung. “Nah cara permainannya mudah, kalian cuma menuliskan apa saja keinginan kalian yang sangat ingin terkabul dalam sebuah kertas, kemudian kalian masukkan ke dalam sebuah botol air mineral dan akan kita ikatkan pada beberapa balon. Silahkan kalian tuliskan keinginan kalian, dalam waktu 15 menit” Pak Radit menambahkan.
Para murid pun asyik menulis berbagai keinginannya. Ada yang ingin dapat hp baru, ada yang ingin dibelikan motor, malah ada yang ingin mukanya berubah jadi ganteng.
Farel terlihat bingung ingin menulis apa. Lalu ia terpikir untuk menuliskan sebuah kata-kata yang tersirat di hatinya, ‘SAFIRA ♥ FAREL’. Sambil menutupi kertas tersebut ia pun menuliskan kata-kata itu. Hal ini membuat penasaran teman sebangkunya, Aldi. Sambil mengintip, lalu ditariknya secara spontan kertas milik Farel. Farel yang terkejut spontan memperebutkan kertas itu. Hal ini sedikit membuat keributan dan membuat perhatian kelas tertuju pada mereka berdua.
“Farel, Aldi, apa yang kalian lakukan?” tanya Pak Radit.
“Ini pak... Aldi mengambil kertas saya,” jawab Farel.
“Ehm... Ehm... SAFIRA ♥ FAREL,” Aldi membaca kertas Farel. Suasana kelas pun berubah menjadi ribut. Tampak muka Farel yang memerah karena malu.
Safira adalah seorang gadis yang Farel taksir tak lama setelah mereka berada dalam satu organisasi sekolah. Awalnya mereka berteman akrab sejak semester awal karena mereka satu kelas. Farel sudah tau dia sejak kelas X karena ia termasuk “DIVA” (sebutan untuk gadis-gadis yang banyak penggemarnya) di sekolah Farel.
“Sudah... Sudah... Tenang. Apa kalian sudah menuliskan keinginan kalian? Kalau sudah ayo masukkan ke dalam botol. Aldi... Kembalikan kertas Farel,” Pak Radit mencoba menetralkan suasana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar