Senin, 28 November 2016

Terbawa Ego dan akhirnya merasa....

 Hari 1 kau terlihat murung. Hari 2 kau bicara pada A tentang masalahmu, walau aku juga mendengarnya ketika aku antara sadar dan tidur. Hari 3 kau bicara padaku tentang masalahmu. Hari 4 aku ingin membantumu. Hari 5 aku mulai bimbang dan bertanya pada B dan C. B bilang bahwa wajar jika aku membantumu, dan aku bisa tahu apa kau orang yang bisa menghargai pemberian orang. C bilang agar aku meluruskan niatku untuk membantumu, karena kamu orang yang bisa dengan mudah memecahkan masalahmu. C bilang lebih baik aku menolongmu dalam hal lain yang lebih kecil tapi bisa rutin.
 Hari 6 aku kuatkan niatku untuk membantumu, namun aku sudah mendapat pertanda bahwa sebaiknya aku mulai membatalkan niatku. Mulai dari tabunganku yang sangat susah diambil. Kemudian benda yang kucari untuk kuberikan sulit didapat. Akhirnya aku memilih untuk mencari benda baru namun sederhana karena aku takut jika terlalu mewah kamu akan menolaknya. Aku membeli dua agar kita bisa sama-sama memakainya.
 Namun ketika aku bertemu denganmu, ternyata kamu sudah membelinya lebih dulu. Benda itu pun lebih mewah daripada yang kubeli untukmu. Untungnya aku belum sempat memberikannya padamu. Seharusnya aku percaya pada temanku, percaya pada pertanda yang diberikan padaku. Tapi entahlah... egoku lebih besar saat ini. Ketika aku menyapamu kau terlihat kesal. Aku memang sudah terbiasa melihatmu kesal padaku, tapi pada hari ini entah mengapa saat kamu kesal padaku, rasanya....